Kamis, 26 Februari 2015

Endless Tears 2 : Satu Hal Yang Mengubah Segalanya

Diposting oleh Viriza Rara di 15.13
note : saya bukan plagiat! ini ff saya yang sudah di post di akun fb, terus saya posting ulang di blog pribadi saya ini. monggo dibaca... semoga sukaa~ ^^



***

suatu kisah itu sudah biasa jika diawali dengan kebahagiaan, bukan?
lalu, apa yang kamu harapkan?
kebahagiaan terus sampai akhir?
munafik.
hidup dalam kebohongan itu lebih menyakitkan daripada menghadapi kenyataan, tahu.
kita tak akan selamanya menjadi anak-anak. ada masa yang akan merubah diri kita untuk menjadi lebih kuat.
mari lupakan rasa sakitmu sejenak, hiruplah napas dalam-dalam dan katakan dengan penuh keyakinan,
"rasa sakit ini akan menjadikanku lebih kuat. aku akan menghadapinya... dan tidak akan lari lagi."


inilah kenyataan.
terjadi sekarang, menyakitkan, dan sedang kamu jalani.

pagi yang berulang di musim salju. aku jenuh.
pagi ini hanya sedikit berbeda karena matahari belum tampak.
hari yang dingin jadi semakin dingin.
hei, kapan kamu akan membuka matamu?
sampai kapan kamu akan membuatku terus membenci orang itu?

apa kamu tahu, kalau aku kesepian?
tak satu pun dari mereka yang bisa membuatku tersenyum.
dan aku jadi berpikir, kalau aku teringat pada musim semi.
musim yang penuh kehangatan dan kebahagiaan,
di mana aku masih bisa melihat senyummu.

hyun joong menghela napas. dia sedikit merasakan kecemasan setelah membaca dan mengartikan isi surat origami bangau itu. bahkan sekarang ia memiliki rasa sesal dalam hatinya, kenapa ia terus mengartikan deret tulisan kanji itu setiap hari? setiap makna yang terkandung akan membuat sahabatnya—jinki, semakin menderita.

kepulan asap mengudara dari hembusan napas hyun joong. ia melirik jinki yang duduk tepat di sampingnya. jinki terdiam menatap tumpukan salju di depannya tanpa berkedip. hyun joong tahu, dilihat dari sorot mata jinki, pria itu terlihat sedang bingung. tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan.

mereka berdua hanya duduk terdiam di taman samping rumah sakit yang kini terlihat seperti rumah salju bertingkat. ini sudah hampir mendekati natal, tidak lama lagi tahun akan berganti. tapi kesuraman melingkupi mereka di tahun ini. hyun joong berdoa semoga hal buruk ini akan berakhir sebelum tahun berganti nanti.

sebenarnya, karena suatu kejadian di musim panas lalu, minho koma sampai saat ini. tepatnya kejadian itu terjadi setelah turnamen yang klub baseball ikuti. kejadian itu adalah kecelakaan bus yang rem nya tidak mau bekerja sebagaimana mestinya. saat itu mereka kebetulan sedang berada di tempat kejadian. jinki yang tak bisa diam melihat hal itu langsung menerjang kaca depan bus sembari memecahkannya dengan tongkat baseball. tapi ia gagal menghentikan bus itu karena rem nya benar-benar rusak. hyun joong yang selalu menyimpan rantai di dalam gitarnya segera bertindak untuk menyelamatkan sahabatnya yang sudah terjebak. ia mencoba untuk menghentikan bus itu dengan menariknya menggunakan rantai. ia di bantu oleh jonghyun, key, taemin, juga minho. mereka jadi seperti melakukan permainan tarik tambang. setelah berusaha sampai telapak mereka memar semua, beruntung karena akhirnya bus itu bisa berhenti. hyun joong langsung berlari masuk ke dalam bus untuk mengetahui bagaimana keadaan jinki. sedangkan key, jonghyun, taemin dan minho yang masih belum beranjak dari tempatnya, terlambat menyadari kalau ada mobil yang sedang melaju ke arah mereka lalu mengerem mendadak. jonghyun dan key masih sempat untuk menyelamatkan diri, tapi tidak dengan minho dan taemin. karena jarak yang sudah terlalu dekat, minho langsung memeluk taemin, dan mereka tertabrak oleh mobil itu. sialnya lagi, mobil itu membanting setir ke arah pertokoan. jadi tak terhindarkan lagi kalau taemin dan minho terhimpit sampai kaca toko itu pecah.

jinki hanya terluka sedikit karena pecahan kaca bus, begitu pula taemin yang sedikit memar dan berdarah. tapi tidak begitu dengan minho yang langsung tak sadarkan diri.

karena kejadian itulah, ada bagian dari hati taemin yang tidak bisa memaafkan jinki. seandainya jinki tidak bertindak ceroboh dan menyeret mereka ke dalam masalah itu, tentulah minho tidak koma sampai saat ini. setiap hari taemin menjenguk minho tanpa lelah, dan setiap pagi ia selalu mengirim surat melalui origami bangau ke luar jendela kamar rawat minho. dan ia tidak akan berhenti sampai seribu origami bangau, kecuali kalau minho sadar dan kembali pulih. dia melakukannya berdasarkan kepercayaan yang dianut masyarakat jepang. dan lagi, taemin sengaja menulis surat menggunakan tulisan kanji agar jika ada orang yang menemukannya, tidak akan bisa mengerti artinya. ini kan korea. jadi hal yang tidak biasa kalau ia berbahasa menggunakan bahasa jepang (nihongo).

tanpa sepengetahuan taemin, jinki dan hyun joong selalu memungut origami itu. dan karena jinki tidak mengerti bahasa jepang, hyun joong menjadi penerjemah bahasa baginya. tapi, hingga saat ini, isi semua surat itu hanyalah mengenai kerinduan taemin yang semakin dalam terhadap minho—yang tak kunjung membuka matanya.

"jinki-ah..." well, hyun joong memilih untuk membuka pembicaraan yang hampir beku seperti keadaan sekitar mereka. "kamu harus mencoba untuk berbicara padanya lagi. siapa tahu dia sudah berubah pikiran."

jinki mengurut keningnya. "aku tak mengerti, joong... kenapa ini semua terjadi? terlalu tiba-tiba dan tidak ada satu pun yang bisa menerimanya begitu saja—termasuk aku." katanya, lalu menatap hyun joong dalam-dalam. "lihat aku. apa yang kamu lihat? apa yang kamu rasakan? katakan padaku yang sebenarnya, joong."

hyun joong menampik jinki dengan tumpukan kertas yang dibawanya, lalu bangkit. "ini bukan saatnya untuk terpuruk! dia tunanganmu, bodoh! kamu harus bisa mengatasinya!"

jinki ingin mengakui kebenaran apa yang dikatakan hyun joong. tapi seluruh tubuhnya tidak mau bergerak mengikuti apa yang diinginkannya. ia hanya bisa mengangkat wajahnya sekali lagi pada hyun joong. ia benar-benar telah putus asa.

"apa kamu menemukan perasaan itu di mataku?" tanyanya.

hyun joong melihat mata itu; iris matanya, jauh ke dalam bagaimana perasaan sahabatnya itu, dan kesimpulan yang ia dapatkan adalah keraguan—tidak ada cinta di sana. hyun joong tahu hal itu dari awal, bahwa jinki hanya bertunangan dengan taemin karena jinki begitu menghormati orang tuanya dan tidak berani mengelak. bahkan jika wanita yang menjadi pasangannya itu bukanlah orang yang ia cintai—juga bukan orang yang dia benci. jinki memang tidak pernah menolak dengan apa yang diperintahkan orang tuanya. ia terlalu patuh dan penurut, sungguh berbanding terbalik dengan hyun joong.

karena tak mau menjawab pertanyaan jinki, hyun joong mengeratkan genggaman tangannya, lalu mengambil gitarnya yang masih tersandar di bangku. "jangan egois. bersikaplah lebih dewasa karena semuanya sudah terjadi. kamu tidak bisa lari dan satu-satunya pilihan adalah menghadapinya, jinki." katanya dan berlalu begitu saja meninggalkan jinki.

jadilah kuat, adalah kata-kata yang selalu terselip di ujung setiap doa.


there is no such thing as innocence, everybody is guilty for something.

"taemin..." key memanggil nama itu, tapi sang pemilik nama tidak kunjung menengok untuk melihatnya. tatapannya masih terlihat kosong dan berputus asa. ia duduk diam sambil memegang bolpoin dan kertas.

key menghela napas. ini adalah pemandangan biasa yang selalu ia lihat setiap hari. tak hentinya selalu seperti itu. sebenarnya key sendiri jengah dan bosan melihat orang yang berputus asa. tapi ia menahan diri untuk melihat seberapa kuat sahabatnya itu. key mengambil sesuatu dalam tas kecilnya—beberapa lembar foto.

"taemin-ah, kamu tidak boleh terus seperti ini." kata key sembari mendekati taemin, lalu berlutut di depannya. memegang lembut kedua tangan kurus itu dan menatap dalam ke matanya yang sayu.

"key..." tiba-tiba saja air mata jatuh menuruni pipi taemin. dia tidak tahu mengapa dirinya terus seperti ini. "untuk apa aku terus hidup? kenapa hal ini terjadi?"

key menyerahkan foto-foto itu pada taemin. "apa kamu sedih?" taemin mengangguk, "kamu bingung?" satu anggukan lagi, "dan marah?" dan ia mengangguk lagi.

key tersenyum, manis dan tulus. "...tidak apa kamu melakukannya. tapi hentikanlah sekarang. ini sudah lama sekali. tidak ada orang yang tidak bersalah. setiap orang pasti punya kesalahan. maafkanlah dirimu sendiri, maafkanlah mereka, dan terimalah hal-hal buruk yang menimpamu."

taemin memandang foto-foto itu satu persatu. di sana ada minho yang mengerutkan kening dan memegang gitar, di sampingnya ada hyun joong yang mengajarkannya cara memegang gitar itu. lalu ada minho yang sedang memakan beberapa makanan ringan di ruangan yang sama—ruang seni musik. di sampingnya hyun joong terlihat sedang bad mood sambil memainkan gitarnya. di foto satunya lagi terlihat hyun joong sedang tertidur di sofa sedangkan minho sedang berusaha keras untuk memainkan satu chord gitar.

“minho...” taemin menyebut nama itu. tapi percuma saja karena yang terbaring di ranjang tidak kunjung membuka matanya. tidak mendengar suaranya.

“ini adalah usaha keras minho dua minggu sebelum kita mengikuti turnamen. Dia ingin bisa bermain gitar dan memutuskan untuk belajar dari hyun joong oppa. Aku tidak begitu yakin, tapi kurasa penyebab ia ingin bisa bermain gitar adalah karenamu, taemin.” Jelas key.

Setetes air mata taemin menetes ke lembar foto itu. “kenapa ini terjadi saat aku sedang bahagia? Tuhan begitu kejam... hey, key, apa menurutmu—”

“—jangan egois, taemin!” mata taemin melebar mendengar bentakan key yang tiba-tiba. Key bangkit dan berjalan menuju jendela. Ia menatap ke luar sana dari jendela yang tertutup, hembusan napasnya membuat embun pada dinding kaca. “bersyukurlah, taemin-ah. aku bahkan tak bisa merasakan kebahagiaaan karena aku menolaknya saat ia datang...” katanya, tangannya menyentuh pita merah muda yang mengikat sebagian rambutnya.

Taemin mengerutkan kening tak mengerti. “maksudmu?”

“huh...” key menghela napas, enggan bercerita tentang hal yang lalu. “itu hanyalah masa lalu... memang aku terlambat menyadarinya. Kemudian kuputuskan untuk melupakannya. Kamu tahu? Kalau aku terus terpuruk dan putus asa, mungkin aku tak akan bisa bersamamu di sini...”

“benarkah? Saat itu, apa yang kamu lakukan?”

“hidup itu tak cukup mudah seperti kamu yang cuma menginginkan untuk hidup.” Balas key mengaburkan pertanyaan taemin. Jarinya menggambarkan sesuatu di dinding kaca yang berembun. “kekejaman, keserakahan, pembunuhan, kecurangan, kekalahan, kegagalan, keabadian, penghinaan... terjadi dimana-mana. selama kamu hidup, kamu harus menghadapinya.”

Taemin terdiam, memikirkan kalimat key yang terasa berputar-putar. “aku tak mengerti maksudmu.”

“memang, manusia itu mudah lupa karena mereka lemah. Tapi karena itulah, aku di sini, taemin.” Key merapatkan syal merah mudanya ke ujung dagu, “Aku tidak mau kamu mengalami kesalahan yang sama sepertiku. Aku mau membantumu...” kata key lembut, kali ini tidak dengan nada tinggi.

Meski key mengatakan hal itu tanpa menatap mata taemin, entah kenapa... taemin merasa kalau key tulus, perkataannya tidak dibuat-buat.

Karena itu, meminta maaf, memaafkan dan melangkah maju adalah hal yang tak boleh dihindari.

Pintu geser ruangan itu terbuka. Key dan taemin menoleh untuk melihat siapa yang datang. Ternyata hyun joong, lengkap dengan gitarnya yang ia bawa di punggungnya.

“yo. Aku datang lagi.” sapanya pada key dan taemin.

“selamat datangg...” balas taemin sambil mengusap sisa-sisa air matanya. tanpa sadar, ia mengatakannya dengan tersenyum. Dan hyun joong menyadarinya.

“sedang dalam mood yang bagus, hmm?” tanya hyun joong sembari menarik kursi untuk duduk, lalu bersiap untuk memainkan gitarnya. “kalau begitu, izinkan aku memainkan satu lagu. Sedikit mengganggu ketenangan di sini tidak masalah, kan?” katanya lalu terkekeh pelan.

Key masih terpaku di tempatnya. Ia tak mampu bergerak dan terus menatap hyun joong dalam kegugupannya. Dia tidak tahu kenapa, tapi akhir-akhir ini dia selalu seperti itu jika bertemu hyun joong.

“silakan. Sudah lama aku ingin mendengar lagu oppa lagi.” balas taemin ramah. Kali ini dia merasa bebannya sudah sedikit terangkat. Ini semua berkat key. “key? Kenapa diam terus di sana? Ayo, kita dengarkan lagu oppa sama-sama...”

“a—aku...” key meremas ujung baju hangatnya, “aku mau cari minum sebentar. Kubawakan untuk kalian juga.” Katanya lalu tergesa-gesa untuk pergi keluar.

Taemin tidak begitu menyadari perubahan sikap key, jadi dia tidak merasa ada yang aneh. Sedangkan hyun joong hanya mengikuti dari ekor matanya sampai key pergi.

“ehemm... baiklah, aku mulai...” katanya kemudian, dan mulai memetik satu demi satu senar gitarnya.

Aku benar-benar bodoh.
Tak melihat orang lain selain dirimu.
Padahal kau mencintai orang lain.
Dan kau tidak tahu bagaimana perasaanku yang seperti ini.

Aku tak akan mengisi harimu.
Aku tak akan berada di pikiranmu, tetapi...
Hanya kau, aku hanya melihatmu.
Dan air mata tetap terjatuh.

Aku ingin melihat datangnya hari,
Dimana aku menahan luka setiap hari.
“aku mencintaimu”, kata-kata itu hanya tertahan di mulutku
Sendirian, dan sekali lagi, menangis untukmu.
Sendirian, dan sekali lagi, merindukanmu.
Sayang, aku mencintaimu, aku menunggu untukmu...

Hyun joong berhenti memainkan gitarnya, lagunya belum selesai. Tapi ia telah melihat air mata taemin menetes, jadi ia terpaksa menghentikannya.

“taemin-ah... ada apa? Kamu menangis?”

“hah?” taemin malah bingung. Dia mengusap pipinya, dan baru menyadari adanya air mata disana. Ia tertawa kecil. “lagunya terlalu bagus, oppa. Itukah lagu yang dulu oppa buat?”

Hyun joong mengangguk. “dan aku baru bisa menyanyikannya dengan lancar setelah latihan berbulan-bulan. Makanya aku baru menyanyikannya di depanmu sekarang.” Jelasnya, taemin mengangguk mengerti. Dalam hati hyun joong berkata bahwa lagu itu adalah lagu ciptaannya dan juga minho.

“aku suka lagu itu. ahh... andai oppa mau ikut audisi penyanyi, pasti oppa akan jadi terkenal.” Cerocos taemin.

“kamu terlalu berlebihan.” Jawab hyun joong dengan ekspresi tidak suka. “aku Cuma mau menyanyi untuk orang yang kusuka saja—dan beberapa pengecualian lain.”

Alis taemin bertaut, “jadi, ada orang yang oppa sukai? Pelit sekali kalau oppa hanya bernyanyi untuk orang tertentu saja.”

Hyun joong tersenyum, tidak tampak gugup atau berusaha menutupinya. “nee, dulu. Tapi dia bilang kalau dirinya bukanlah orang yang terikat dengan benang takdirku.”

“jadi, oppa merelakannya begitu saja?”

“...seseorang pernah berkata, terkadang, memang hal yang paling kamu inginkan adalah hal yang paling tidak bisa kamu dapatkan. dan saat kamu menyadarinya, apakah seseorang yang kamu cintai ada disampingmu untuk mengulurkan tangannya padamu? apakah ia ada untuk membantumu melalui kesakitan dan keterpurukan? Jika jawabannya adalah tidak, maka, bukan dialah orangnya.” Jawab hyun joong kalem. Taemin terkesima dibuatnya oleh kata-kata itu.

“...nah, taemin, apa kamu mau memaafkan orang yang selama ini kamu benci?”


Sebenarnya key tidak jadi untuk membeli minuman, karena itu cuma alasannya untuk menghindari hyun joong saja. sedari tadi dia bersandar pada dinding depan kamar rawat no. 101 itu. dan ia mendengar lagu yang hyun joong nyanyikan. Hatinya terasa teriris. Terlebih lagi dengan percakapan hyun joong dengan taemin. Dia benar-benar menyesal.

Hal yang paling ingin dilupakannya ternyata tidak bisa ia lupakan. Sejujurnya ia masih mengharapkan hyun joong. semenjak penolakan jonghyun terhadapnya, dia perlahan-lahan menyadari kalau hyun joong adalah orang terbaik yang pernah ia kenal. Dan ia sudah menyia-nyiakannya.

Sial. Sial. Sial.

Kenapa dia menangis di saat seperti ini sih? Untung saja lorong di sana sepi, jadi tidak ada orang yang tahu kalau dia menangis.

apa yang kamu harapkan?
kebahagiaan terus sampai akhir?

Key ingin berteriak dan menjawab, “iya! Aku ingin merasakan kebahagiaan yang dulu kutolak!” tapi tidak bisa. Dia pasti sudah gila.

Langkah kaki tergesa terdengar menggema di lorong. Semakin mendekati tempat key berdiri. Ia segera menghapus jejak air matanya. lalu datanglah seorang pria berkumis tebal berpakaian lengkap seperti seorang penjaga rumah sakit.

“maaf nona, apakah anda mendengar suara orang memainkan gitar di sekitar sini?” tanya pria itu pada key.

Key jadi gugup. Kenapa orang itu harus memergokinya? Jika suara orang itu terdengar sampai dalam kamar, matilah key. Hyun joong pasti tahu kalau key dari tadi tidak pergi keluar. Bagaimana ini?

“nona?”

“eh—? ohh... ya... umm... tidak.” Jawab key terbata-bata. Dia benar-benar gugup sekarang.

Pria berkumis tebal itu memicingkan matanya, menatap key dari atas sampai bawah untuk memastikan bahwa ia tidak berbohong. Sedikit curiga karena kegugupan key.

“baiklah, kalau nona mendengarnya, segera lapor pada saya. Saya akan menangkap orang yang membuat gaduh rumah sakit ini.”

Key hanya mengangguk.

Tepat sebelum pria itu beranjak, pintu samping kamar rawat minho terbuka. Seorang nenek di atas kursi roda mendatangi mereka.

“ada yang bisa saya bantu, nek?” tanya pria itu setelah melepas topinya dan sedikit membungkukkan badannya.

“aku mau kamu menemukan bocah pemain gitar itu...” kata nenek itu, dan key mulai berkeringat dingin. “lalu dia harus menyanyi untuk kami.”

Pria berkumis itu hendak membantah ucapan sang nenek, tapi sebelum ia berbicara, seorang pasien lelaki berumur 10 tahunan menyahut, “temukan kakak itu lalu dia harus menyanyi untuk kami! Ibuku menyukainya.”

Key sedikit bingung dengan situasi ini. saat itulah pintu ruang 101 terbuka dan kepala hyun joong menyembul dari balik pintu.

“ada ribut-ribut apa ini?” tanyanya heran.

Lalu si pria berkumis menjelaskan apa yang terjadi pada hyun joong. tak disangka beberapa pasien sudah berkerumun di sekitar mereka.

Hyun joong mengangguk mengerti, lalu kembali masuk ke dalam, dan beberapa detik kemudian ia keluar sembari membawa gitarnya.

“lalu, aku harus menyanyi di mana?”

Semua pasien, mulai dari nenek-nenek, kakek-kakek, bocah kecil dan orang dewasa bersorak menyambutnya. Sedangkan si pria berkumis terlihat salah tingkah.

“tunggu apa lagi? hey pak tua, pasien menunggu hyun joong oppa untuk bernyanyi. Sediakan tempat untuknya, kamu mengerti?” kata key yang disambut sorakan dari pasien-pasien di sana.

Singkat cerita, hyun joong jadi penghibur(?) orang-orang di rumah sakit itu. dia selalu menyempatkan diri untuk menyanyi bersama mereka. Lagu-lagu ciptaannya kini disenangi seluruh penghuni rumah sakit. Bahkan para perawat di sana menggandrungi ‘konser’ kecil-kecilannya. Kehadirannya selalu ditunggu-tunggu.

Well, inilah perjalanan baru dalam hidup hyun joong...


Bersambung . . .

0 komentar:

Posting Komentar

[ Vistory ]

Halaman

Pages

Cari Blog Ini

Jumlah Pengunjung

 

SAN3R Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting